Hiburan

Mengenang J.R.R. Tolkien, penulis seri “The Lord of the Rings”

Jakarta (ANTARA) – Tanggal 3 Januari merupakan hari spesial “J.R.R. Tolkien Day” atau hari peringatan lahirnya penulis populer asal Britania Raya John Ronald Reuel (J.R.R.) Tolkien pada tahun 1892 yang berhasil menulis sejumlah karya, salah satunya seri novel fantasi “The Lord of the Rings” yang masih digemari masyarakat dunia hingga saat ini.

Mengutip dari laman resmi yayasan The Tolkien Society, Rabu, J.R.R. Tolkien adalah seorang sarjana Bahasa Inggris, yang mengkhususkan diri pada Bahasa Inggris Kuno dan Pertengahan. Dua kali menjadi Profesor Anglo-Saxon (Bahasa Inggris Kuno) di Universitas Oxford, Tolkien juga menulis sejumlah novel, termasuk karya terkenalnya berjudul The Hobbit (1937) dan The Lord of the Rings (1954–1955).

Dua novel ini berlatarkan masa pra-sejarah dalam versi penemuan dunia manusia yang disebutnya dengan nama Middle Earth. Tempat ini dihuni oleh manusia, peri, kurcaci, troll, orc (atau goblin) dan hobbit.

Untuk mengenang penulis dan profesor Tolkien, ada ragam buku lain yang berhasil ditulisnya dan layak dibaca sebagai pengisi waktu luang. Berikut rekomendasi daftar buku hasil tulisan Tolkien yang masih menarik untuk disimak.

1. The Hobbit (1937)

“The Hobbit” merupakan novel fantasi anak-anak populer dan sempat dinominasikan untuk penghargaan Carnegie Medals. Tidak hanya itu, novel ini juga dianugerahi hadiah dari New York Herald Tribune sebagai novel fiksi remaja terbaik.

“The Hobbit” berlatar di alam semesta fiksi Tolkien, yang mengikuti petualangan Bilbo Baggins, hobbit yang suka hidup nyaman, tak ambisius, dan jarang bepergian jauh. Suatu hari, kehidupannya yang nyaman mulai berubah saat Gandalf si Penyihir beserta 13 kurcaci mendatangi dan mengajaknya menempuh perjalanan menantang ke suatu tempat.

Mereka berencana untuk mengambil harta Smaug, naga raksasa yang berbahaya. Perjalanan Bilbo membawanya dari lingkungan pedesaannya yang bahagia ke wilayah yang menyeramkan.

Kisah “The Hobbit” menjadi pendahuluan dari karya selanjutnya “The Lord of the Rings” yang masih populer hingga kini. “The Hobbit” sendiri sudah terjual jutaan kopi sejak diterbitkan pada tahun 1937 dan menjadikan buku ini sebagai salah satu dari buku-buku berpengaruh dan paling dicintai pada abad 20.

Baca juga: Pertempuran Lima Tentara Hobbit terjadi di hutan Ceko

Baca juga: Amazon produksi serial televisi

2. The Fellowship of the Ring (1954) – Lord of The Rings 1

Buku ini merupakan seri pertama dari “The Lord of rhe Ring” yang mengisahkan seorang hobbit bernama Frodo Baggins yang mendapat warisan berupa cincin dari pamannya, Bilbo Baggins. Bilbo adalah hobbit terlama yang berhasil mengatasi godaan kejahatan di dalam cincin terkutuk itu.

 

Sampul buku seri “The Lord of the Rings” karya J.J.R. Tolkien. (Bonhams)

Pembuat cincin terkutuk tersebut adalah Sauron, penguasa kegelapan yang telah lenyap, tetapi kejahatannya masih menguasai Middle Earth karena separuh jiwa Sauron ada di dalam cincin tersebut. Dengan kekuatan itu, Sauron ingin bangkit kembali dan berkuasa.

Frodo pun ditugaskan untuk menghancurkan cincin terkutuk Sauron ini dengan membawa dan melemparkannya ke Kawah Mordor di Gunung Doom, tempat cincin itu dibuat. Jika tidak dihilangkan, cincin tersebut akan membawa kehancuran pada Middle Earth.

Namun, untuk membawa dan menghancurkan cincin itu bukanlah hal mudah. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi oleh Frodo dan rekan-rekan aliansinya untuk menyelesaikan misi.

3. The Two Towers (1954) – Lord of The Rings 2

“The Two Towers” merupakan seri kedua dari “The Lord of the Rings” yang mengisahkan tentang aliansi pembawa cincin kutukan buatan Frodo yang terpisah satu sama lain karena serangan orc. Aragorn, Legolas, dan Gimli dari aliansi itu pun meneruskan perjalanan ke negeri Penunggang Rohan.

Bersama Raja Theoden dan pasukannya, mereka menuju Isengard untuk menghadapi Saruman. Di lain sisi, ada Pippin dan Merry sang hobbit yang tersesat ke hutan Fangorn dan bertemu Treebeard, penjaga pohon tertua yang masih hidup sejak awal terciptanya Middle Earth.

Sementara itu, Frodo dan Sam melanjutkan berjalan ke Mordor untuk memusnahkan cincin Sauron. Namun, ada sosok misterius yang selalu mengikuti mereka diam-diam, mengintai dengan sabar untuk mendapatkan cincin itu.

4. The Return to the King (1955) – Lord of The Rings 3

Dalam pertempuran terakhir melawan pasukan raja kegelapan, korban-korban kembali berjatuhan. Gondor dikepung. Denethor kehilangan akal sehatnya. Bantuan dari Rohan terhambat oleh pertempuran di padang Pelennor.

Selain itu, Raja Theoden gugur dan Eomer mengambil alih kepemimpinan. Saat harapan hampir padam, datanglah rombongan kaum Dunedain yang dipimpin Aragorn, Gondor, dan Penunggang Rohan untuk bersatu menggempur pasukan Mordor.

Namun, perjalanan Frodo dan rekan-rekannya masih menemui jalan terjal karena cincin kutukan tersebut masih belum dimusnahkan. Bahkan, cincin itu berada dalam genggaman Gollum, makhluk jahat yang menginginkan cincin terkutuk itu untuk dirinya sendiri.

Baca juga: “Tolkien” suguhkan kisah hidup penulis “Lord of the Rings”

5. The Silmarillion (1977)

“The Silmarillion” diambil dari kumpulan manuskrip yang ditulis selama beberapa dekade oleh J.R.R. Tolkien dan diterbitkan oleh putranya, Christopher Tolkien pada tahun 1977, dengan bantuan penulis fantasi Guy Gavriel Kay.

Buku ini mengisahkan legenda penciptaan Eä, dunia yang menguasai Valinor, Beleriand, Pulau Númenor, dan Middle Earth, serta sejarah peristiwa menjelang Zaman Pertama. Di era ini, Pangeran Kegelapan Pertama Morgoth sedang berperang dengan para high elf.

Para elf pun berniat untuk memulihkan Silmaril, yakni tiga batu permata yang dicuri oleh Morgoth dan berisi cahaya yang menerangi Middle Earth. “The Silmarillion” menunjukkan bagaimana “The Lord of the Rings” hanyalah titik akhir dari kisah yang jauh lebih besar dan kaya imajinasi yang dibuat oleh ahli fantasi tingkat tinggi, yakni Tolkien.

6. Unfinished Tales of Numenor and Middle-Earth (1980)

Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek mulai dari Zaman Pertama di Middle Earth hingga akhir Perang Cincin, dan selanjutnya menceritakan peristiwa-peristiwa seperti yang diceritakan dalam “The Silmarillion” dan “The Lord of the Rings”.

Buku ini berfokus pada daratan Middle Earth dan memuat kisah hidup Gandalf tentang bagaimana dia mengirim para kurcaci ke pesta terkenal di Bag-End dan kisah kemunculan Dewa Laut Ulmo di hadapan Tuor di Middle Earth. Selain itu, buku ini juga menceritakan tentang Pantai Beleriand dan gambaran tentang organisasi militer para Penunggang Rohan dan perjalanan para Penunggang Hitam selama perburuan cincin.

“Unfinished Tales” juga berisi cerita tentang usia panjang Númenor sebelum kejatuhannya. Selain itu, buku ini mengisahkan semua hal tentang Lima Penyihir yang dikirim ke Middle Earth sebagai utusan Valar, serta batu penglihatan yang dikenal sebagai Palantiri.

Baca juga: Serial “The Lord of the Rings” dibintangi aktor “Game of Thrones”

7. The Children of Hurin (2007)

Ada kisah-kisah tentang Middle Earth dari masa jauh sebelum “The Lord of the Rings”, dan kisah yang diceritakan dalam buku ini berlatarkan negara besar Grey Havens di Utara. Grey Havens adalah sebuah negeri yang tenggelam dalam bencana besar dan mengakhiri Zaman Pertama dunia.

Di masa itu, Pangeran Kegelapan Morgoth tinggal di benteng besar Angband di Utara, serta terjadi tragedi Turin dan saudara perempuannya Nienor. Peristiwa itu menjadi bayang-bayang ketakutan Angband dan perang pun pecah di antara mereka.

Versi paling awal dari cerita Tolkien ini berasal dari akhir perang Zaman Pertama dan tahun-tahun berikutnya. Ketika “The Lord of the Rings” selesai, Tolkien menulisnya lagi dan memperluas cerita buku ini dalam kompleksitas yang lebih besar.

8. Beren and Luthien (2017)

Buku ini mengisahkan kisah cinta dan petualangan antara manusia dan peri bernama Beren dan Luthien. Namun, keduanya tidak direstui oleh ayah Luthien yang merupakan raja elf karena perbedaan di antara mereka, dan ayah Luthien pun memberikan tugas sulit untuk Beren sebelum menikahi anaknya.

Dari tugas tersebut, petualangan menantang Beren dan Luthien pun dimulai. Keduanya bersama-sama pergi untuk mencuri Silmaril dari mahkota Pangeran Kegelapan Morgoth.

Kisah ini adalah salah satu dari tiga kisah besar berlatarkan Zaman Pertama Middle-earth karya Tolkien. Dua kisah besar lainnya termuat dalam buku “The Children of Hurin” dan “The Fall of Gondolin”.

9. The Fall of Gondolin (2018)

Karya Tolkien ini menceritakan tentang kota kuno bernama Gondolin yang tersembunyi dan sebuah benteng bernama Noldorin yang menentang Morgoth, Sang Pangeran Kegelapan. Namun, kota tersebut dikhianati oleh Maeglin dan mengungkap lokasi kota tersembunyi ini pada Morgoth.

Mendengar hal itu, Morgoth pun mengirimkan sejumlah makhluk berbahaya, seperti orc, naga, dan balrog untuk menyerang kota tersebut. Meskipun pasukan elf telah mencoba melawan makhluk-makhluk itu, kota Gondolin pada akhirnya berhasil dihancurkan mereka.

Namun, dua pasangan bernama Tuor dan peri Idril berhasil melarikan diri bersama beberapa orang yang berhasil selamat. Melalui putra mereka Earendil (ayah dari Elrond dan Elros), keluarga itu berusaha untuk mewujudkan kekalahan terakhir Morgoth, Sang Pangeran Kegelapan.

Baca juga: “Tolkien” suguhkan kisah hidup penulis “Lord of the Rings”

Baca juga: Middle Earth “Lord of the Rings” pindah dari Selandia Baru ke Inggris

Baca juga: Serial “The Lord of the Rings” tayang di Amazon Prime 2 September 2022

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button