Ekonomi

Soso Soebronto Laras, Pernah Selamatkan Perusahaan Perakitan Suzuki yang Nyaris Bangkrut


Suara.com – Pengusaha otomotif nasional Soebronto Laras meninggal dunia Rabu (20/9/2023) pukul 20.00 WIB di Rumah Sakit Madistra Jakarta. Profil pengusaha otomotif Soebronto identik dengan pengaruhnya yang besar terhadap kemajuan industri otomotif nasional.

Jenazah Soebronto Laras disemayamkan di rumah duka Jalan Bonang Nomor 5 Menteng, Jakarta Pusat. Setelahnya Soebroto akan dimakamkan pada Kamis (21/9/2023) usai salat zuhur sekitar pukul 12.30 WIB di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. 

Sosok Soebronto dikenal sebagai tokoh otomotif nasional. Pria kelahiran 5 Oktober 1943 ini adalah anak kedua R. Moerdono, importir mobil Citroen, Tempo, dan Combi sejak tahun 1949. Soebroto adalah seorang pembalap sekaligus mekanik. 

Soebronto merupakan lulusan Teknik Mesin dari Paisley College di Skotlandia pada tahun 1969 dan Diploma of Business Administration dari Hendon College di London tahun 1972. Selepas menamatkan pendidikan Soebronto kemudian bergabung dengan Grup lndomobil sejak tahun 1976 sebagai Presiden Direktur PT lndomobil Utama.

Baca Juga:Hapus Stigma Ibu Hanya Urus Dapur dan Suami, 5 Pengusaha Ini Bikin Komunitas untuk Majukan Perempuan

Pada tahun 1982, Soebroto ditunjuk sebagai Direktur Utama Perseroan. Kemudian pada Juni 2002, dia ditunjuk sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta No. 95 tanggal 25 Juni 2002 sebagai perakit motor dan mobil Suzuki.

Soebronto sekarang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (Bisnis Indonesia). Dia juga merupakan Presiden Komisaris di berbagai anak perusahaan dalam kelompok usaha lndomobil.

Rekam Jejak Soebroto Laras

Soebronto Laras adalah anak kedua R. Moerdono dari empat bersaudara. Pada masa remaja, dia pernah menjadi pembalap motor bersama dengan Tinton Soeprapto. 

Latar belakang pendidikan Soebronto Laras adalah Sekolah Dasar Cikini, Jakarta (1958), Sekolah Menengah Pertama Cikini, Jakarta (1961), Sekolah Menengah Atas Harapan Kita, Jakarta (1964), Paisley College, London, Inggris (1965) dan London College, Inggris (1965).

Baca Juga:Siapa Haji Isam, Pengusaha Tambang Kalimantan yang Mengadu ke Dewan Pers

Setelah menyelesaikan studi di London pada 1972, Soebroto berkenalan dengan Atang Latief yang merupkan pemilik Bank Indonesia Raya. Bahkan saat itu Soebroto menjadi orang kepercayaan Atang.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button