Gaya Hidup

Resmi dibuka, DKJ Fest 2023 jadi siasat perkuat ekosistem seni Jakarta


Jakarta (ANTARA) – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) resmi membuka festival seni “DKJ Fest 2023”, di Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis (22/6) malam, pagelaran ini menjadi siasat untuk memperkuat ekosistem seni di Jakarta.

Masih dalam nuansa hari jadi Jakarta yang ke 496, DKJ Fest tahun ini Mengusung tajuk “KELINDAN: Meretas Kahar Ekosistem Seni”. Gelaran dengan ragam agenda seni menarik ini menyuguhkan program-program unggulan dari Komite Seni Rupa, Komite Film, dan Komite Tari DKJ yang diselenggarakan mulai 20 Juni – 7 Juli 2023 di area Gedung Trisno Soemardjo dan Graha Bhakti Budaya, TIM.

“Harapannya publik dapat menikmati, mengapresiasi, ada sesuatu yang bisa diserap secara pengetahuan, inspirasi atau apapun yang memang penting untuk kehidupan dan kemajuan seni di Jakarta. Ini juga sebagai bentuk penguatan ekosistem seni di Jakarta yang harus berkelindan,” kata Ketua Umum DKJ, Danton Sihombing.
Kata “kahar” dalam tajuk, dikatakan Danton, adalah sesuatu keadaan darurat yang menjadi pelajaran penting untuk menuntaskan problem dengan bijak. Sedangkan “kelindan” berarti benang yang baru dipintal yang juga berarti erat menjadi satu.

Baca juga: DKJ Fest 2023 wujud penguatan ekosistem seni di Jakarta

Danton menyebut, rangkaian kegiatan seni yang terbuka untuk publik tanpa biaya ini melibatkan ekosistem dari beberapa komunitas, sehingga mampu menjadi tolok ukur kualitas penyelenggaraan kegiatan seni di Jakarta.

“Program-program kita ini dimensinya mulai dari presentasi riset, diskusi, lokakarya, sampai dengan pameran, jadi bukan sekadar festival, namun juga sebagai tolok ukur kegiatan kesenian yang terutama dilaksanakan oleh DKJ,” ujarnya.

Selain itu, Danton mengatakan, DKJ Fest menjadi sebuah pernyataan sikap terhadap situasi kahar di beberapa ruang seni di Jakarta, dan pernyataan artistik atas situasi kesenian di Jakarta dulu, kini, dan nanti.

Situasi kahar yang dimaksud adalah akumulasi persoalan sejak pra-revitalisasi, revitalisasi, hingga pasca-revitalisasi fisik TIM. Ketika revitalisasi ruang seni seperti TIM mengancam keberlanjutan wataknya sebagai ruang publik, maka ekosistem kesenian secara umum juga terancam.

Baca juga: DKJ Fest 2023 hadirkan “Kelindan: Meretas Kahar Ekosistem Seni”

Ia menyebut tata kelola ruang-ruang seni di Jakarta sedang mengalami gejolak, akibat pandemi COVID-19 dan krisis pasca-pandemi yang membongkar banyak hal dalam ekosistem seni.

“Ada pesan yang ingin kami sampaikan, pertama konteks kahar itu terhadap ruang seni sebagai ruang publik, sebagai contoh kasus TIM ini, yang menjadi bagian dari ekosistem seni secara ruang, bahwa itu berkelindan tidak bisa dilepas satu sama lain,” imbuh Danton.

Tahun ini, DKJ Fest 2023 menyuguhkan pameran Arsip dan Koleksi DKJ dengan tajuk Pekan, Pesta, Festival: Bermula dari Cikini Raya 73, Pameran Maestro Film Indonesia berjudul Silang Visual: Film dan Seni Rupa Grafis, Pekan Koreografi Indonesia, Interdisipliner, Unboxing Tari, Diskusi, Pemutaran Film, dan Lokakarya.

Baca juga: Pemprov Kalteng: Karnaval Budaya FBIM sarana pelestarian nilai budaya

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2023


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button