Hiburan

Komite Tari DKJ gelar presentasi performatif oleh 10 seniman Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Komite tari dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar presentasi performatif dari sepuluh seniman Indonesia di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (1/7) malam.

 

“Program ini bertujuan untuk menjadi tempat pengembangan diskusi koreografi berdasarkan konteks lokal bagi peningkatan kapasitas seniman,” kata Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti, Sabtu.

Presentasi performatif merupakan bagian dari program lokakarya pengembangan artistik dari rangkaian acara “DKJ Fest 2023.” Lokakarya pengembangan artistik sendiri sudah digelar sejak 2020 lalu sebagai respons terhadap pandemi dan dilakukan secara berkelanjutan.

Tahun ini, presentasi performatif dalam lokakarya pengembangan artistik mengangkat tema spiritualisme dan tari dalam konteks perkotaan. Program tersebut menjadi wadah bagi para seniman muda yang berasal dari latar belakang beragam untuk mengembangkan gagasan dan kinerja profesional mereka, termasuk hubungan seputar tari dan spiritualisme.

 

Sebanyak sepuluh seniman lokal menampilkan ragam pertunjukkan yang tidak hanya melibatkan tarian, tetapi juga muatan seni lainnya, seperti bahasa dan drama untuk memperkaya kreativitas mereka. Sepuluh seniman terpilih dalam presentasi performatif, antara lain Al Imran Karim, Annastasya Verina, Aulia Detha Amalia, Dimas E. Prasinggih, Ishvara Devati, Jacko Kaneko, Rheza Oktavia, Tiara Sophie Trinita, Yulfan Annur Guluda (Reboo), dan Zulfikar Syukur.

 

Salah satu penampilan dalam presentasi performatif di lokakarya pengembangan artistik DKJ Fest 2023. (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)

 
Salah satu penampilan dalam presentasi performatif di lokakarya pengembangan artistik DKJ Fest 2023. (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)

Rangkaian kegiatan menuju presentasi performatif tersebut sudah dilakukan sejak tanggal 26 Juni lalu, mulai dari persiapan hingga pertunjukkan di hari H tanggal 1 Juli 2023 kemarin. Menurut Komite Tari DKJ, presentasi performatif bukanlah hasil akhir dan masih memungkinkan untuk dilakukan pengembangan dan ditampilkan dalam acara kesenian lainnya.

 

Uniknya, presentasi performatif tersebut menggunakan format ruang terbuka, dengan para seniman penampil memposisikan ide dan gagasan artistiknya sebagai sumber daya terbuka. Pertunjukkan pun tidak hanya dilakukan di dalam ruang teater saja, melainkan juga di area terbuka sekitar teater, yakni kantin dan selasar teater, sesuai dengan kreativitas yang mereka lakukan.

 

Baca juga: DKJ Fest 2023 hadirkan “Kelindan: Meretas Kahar Ekosistem Seni”

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2023


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button