Otomotif

Honda Ungkap Kendala Mobil Listrik di Daerah : Okezone Otomotif

JAKARTA – Pemerintah mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik untuk menekan polusi udara. Namun, sosialisasi mengenai keuntungan kendaraan listrik belum sampai hingga ke masyarakat yang tinggal di daerah.

Selain kurangnya sosiaslisasi, infrastruktur di daerah untuk kendaraan listrik juga belum memadai. Karena itu, masih banyak masyarakat memilih menggunakan kendaraan konvensional atau memboyong mobil hybrid.

Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan, masyarkat di luar Jakarta tidak tertarik dengan mobil listrik. Mereka juga takut mobil listrik akan mengalami kerusakan dan baterainya terbakar.

“Karena di luar Jakarta masih perlu kita edukasi, kalau hybrid memang paling praktis sekarang. Di sana (daerah) teknologi belum terlalu tersosialisasi, apa sih baterai, masih ada takutnya. Makanya kalau battery electric vehicle (BEV) itu Jakarta fokusnya, di luar Jakarta sedikit sekali,” kata Billy kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Sepanjang 2023, Billy mengungkapkan penjualan mobil Honda secara nasional, kendaraan dengan teknologi hybrid cukup mendominasi. Hal ini membuktikan masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan kendaraan yang masih mengusung mesin pembakaran.

Billy mengatakan untuk mengedukasi konsumen daerah terkait kendaraan elektrifikasi Honda, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah sosialisasi yang dilakukan melalui media sosial.

“Kita banyak training, kasih link media, sosial media kita perbanyak. Kita kasih tahu keunggulan kendaraan hybrid bagaimana, kita kasih sosialisasi keunggulan hybrid bagaimana ke daerah,” ujarnya.

“Share keunggulan hybrid gimana. Perlu edukasi lebih dalam sih di luar daerah. Kasih test drive, suruh rasakan, jalannya kan menunjang sekali,” sambung Billy.

Selain itu, ia mengungkapkan, kepemilikan kendaraan konsumen di daerah tidak seperti di Jakarta. Berdasarkan hasil survei Honda, masyarakat daerah sebagian besar cukup memiliki satu mobil pada satu rumah.

“Kalau Jakarta pembeli kedua ketiga banyak, kalau di luar (Jakarta) satu rumah satu. Teknologi baru belum terlalu tersosialisasi. Kalau BEV kan di Jakarta fokusnya. Di luar Jakarta sedikit sekali,” ucapnya.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button