Gaya Hidup

Anemia defisiensi besi bisa jadi gejala tunggal alergi susu sapi


Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK merujuk studi pada tahun 2017 mengatakan anemia defisiensi besi bisa menjadi gejala tunggal pada kondisi alergi susu sapi.

Dia dalam sebuah acara kesehatan daring, Rabu, menuturkan, studi menemukan bahwa pada anak di bawah empat tahun yang mengalami defisiensi besi, ternyata sebanyak 13,7 persennya mengalami alergi protein susu sapi.

“Sehingga kita juga perlu mempertimbangkan ketika menemui anak dengan anemia defisiensi besi apakah ada kemungkinan alergi susu sapi atau tidak,” tutur Juwalita.

Baca juga: Seberapa umum kejadian anemia defisiensi besi di Indonesia?

Dia mengatakan, data menunjukkan bahwa satu dari tiga anak Indonesia yang berusia di bawah usia lima tahun itu masih memiliki anemia. Padahal, kebutuhan zat besi akan meningkat selama dua periode kritis kehidupan anak yakni masa kanak-kanak awal dan remaja, salah satunya untuk perkembangan sistem saraf pusat.

“Berbagai proses yang melibatkan perkembangan persarafan yang nantinya akan terlibat dalam proses belajar dan memori seorang anak terjadi saat masa-masa kehidupan seorang anak di awal,” jelas dia.

Juwalita menuturkan zat besi juga ikut berperan sebagai co-faktor berbagai enzim yang nantinya terlibat dalam pembentukan selubung saraf serta neurotransmitter yang memiliki peran penting dalam sistem saraf yang mengontrol setiap aktivitas manusia, sehingga penyampaian informasi di otak menjadi lancar.

Baca juga: Berapa kebutuhan zat besi harian Anda?

Ini artinya, zat besi akan memengaruhi bagaimana seorang anak berperilaku, memengaruhi juga proses belajar anak serta memorinya.

“Kita bisa bayangkan bahwa ketika anak kekurangan zat besi maka seluruh proses ini bisa saja terganggu,” kata dia.

Oleh karena itu, pada anak-anak yang telah terbukti secara klinis mengalami alergi susu sapi maka hal yang bisa dilakukan pertama yakni mengeliminasi atau menghindari terlebih dulu bahan makanan alergen, dalam hal ini protein susu sapi.

Tetapi, Juwalita mengingatkan kalau seandainya jangan sampai anak mengalami kekurangan nutrisi sehingga memastikan bahwa anak-anak mendapatkan seluruh nutrisi yang diperlukan menjadi hal penting.

Baca juga: Mengenal perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2023


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button