Teknologi

Ada 50 Juta Lebih Serangan Siber di Indonesia, Terparah di Dunia?

JAKARTA, SELULAR.ID – Indonesia menjadi negara terburuk di dunia saat menghadapi serangan siber pada tahun 2023.

Perusahaan keamanan siber, Kaspersky menemukan lebih dari 50 juta infeksi lokal sepanjang tahun lalu di Indonesia.

Dalam periode yang sama 41,1% pengguna mendapat serangan dengan ancaman tersebut.

Dalam laporan itu, Kaspersky mendeteksi sebanyak 51.261.542 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Tanah Air.

TONTON JUGA:
@selular.id

XL Axiata resmi menutup layanan Live On pada 23 Februari 2024. Layanan yang menyasar pelanggan muda itu hanya berusia 3,5 tahun, sejak diluncurkan pada 5 Oktober 2020. Penutupan Live On menyusul pembubaran dua operator digital lainnya yang pernah ada di Indonesia. Tercatat Smartfren menutup Switch Mobile pada Januari 2021 (debut Maret 2020) dan Indosat Ooredoo Hutchison menutup MPWR (baca: Empower) pada Oktober 2022 (dirilis Desember 2020). Saat ini, tertinggal satu operator digital untuk kalangan muda yakni by.U milik Telkomsel. #byu #telkomsel #xl #xlaxiata #liveon #internet #internetprovider #provider #digital

♬ In Love With You – BLVKSHP

Jumlah tersebut memang terus mengalami penurunan sejak tahun 2020, namun masih melebihi angka 50 jutaan.

Tahun 2022, misalnya, tercatat 56.463.262 insiden yang terdeteksi.

Baca juga: Kaspersky Ungkap Mengatasi Ancaman Siber di Indonesia 2024

Artinya mengalami penurunan 9,21% dibandingkan tahun lalu.

Jumlah serangan tertinggi tercatat pada 2020.

Saat itu, tercatat lebih dari 111 juta ancaman terdeteksi.

Ancaman lokal yang terjadi tahun lalu menempatkan Indonesia posisi ke-66 secara global dalam deteksi ancaman lokal.

Urutan pertama ditempati Turkmenistan dengan 67,4% pengguna mengalami serangan ancaman lokal.

Kaspersky juga mengungkapkan penyebab insiden tersebut karena adanya serangan worm dan virus file.

Dalam keterangan resminya, Kaspersky juga menyinggung soal kebijakan Bring Your Own Devices (BYOD) di dalam negeri.

Baca juga: Prediksi Keamanan Siber 2024, Teknologi AI Membuka Peluang Baru Hacker

Ini menjadi tantangan dalam menghadapi ancaman kejahatan siber.

Kaspersky menuturkan banyak karyawan yang akhirnya menggunakan perangkat pribadi untuk terhubung dengan jaringan perusahaan.

Aktivitas ini sayangnya bisa menimbulkan ancaman, apabila perangkat milik karyawan tidak dilindungi dari serangan siber.

Yeo Siang Tiong selaku General Manager Kaspersky Asia Tenggara menjelaskan kebijakan BYOD harus diikuti dengan memberlakukan perangkat pribadi seperti perangkat milik perusahaan.

Termasuk perangkat yang digunakan di luar perusahaan harus dilindungi seperti keamanan jaringan di kantor.

Baca juga: Kominfo Bantah Pemerintah Dominasi Jumlah Anggota Komite Publisher Rights

“Oleh karena itu, kami menyerukan kepada organisasi untuk membuat kebijakan keamanan yang harus diterapkan di semua perangkat, apa pun platform nya, dan rangkaian keamanan bisnis tradisional kini tidak dapat menerapkan aturan dan fitur keamanan untuk ponsel cerdas dan tablet,” kata Yeo dalam keterangannya.

Baca berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News




Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button