Olahraga

UII Gelar Wisuda Bertemakan Palestina

UII Gelar Wisuda Bertemakan Palestina
Wisudawan membawa bendera Palestina saat wisuda di UII.(MI/Agus Utantoro)

REKTOR Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid mengungkapkan wisuda UII kali ini berbeda dari biasanya. Pada wisuda kali ini, UII mengambil tema  Palestina

Pengambilan tema Palestina dalam wisuda kali ini, ujarnya, tidak dimaksudkan untuk mengusik kebahagiaan wisuda. Namun justru  diharapkan kisah Palestina akan menambah rasa syukur atas segala nikmat yang diterima di Indonesia saat ini, ‘Karena apa yang menurut kita sesuatu yang lumrah, ternyata menjadi kesempatan mewah saudara-saudara kita di Palestina.’

Menurut data yang dihimpun PBB, jelasnya, sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Palestina sudah mencapai lebih dari 35.000 orang, sedangkan lebih dari 79.000 lainnya mengalami luka-luka. Lebih dari  70.000 rumah rusak, dan sekitar 1,7 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.

Baca juga : Sah! Iqbaal Ramadhan Wisuda, Raih Titel Sarjana Komunikasi

“Sampai hari ini, belum ada tanda-tanda serangan tersebut akan dihentikan, meskipun beragam lembaga dunia sudah berteriak untuk meminta  penghentian,” tegas Fathul.

Rektor kemudian mengajak semua wisudawan dan hadirin, untuk meningkatkan empati atas penjajahan yang terjadi di Palestina. 

“Kita bisa sisihkan  sebagian rezeki untuk membantu mereka. Banyak lembaga yang menggalang dana. UII juga menggalang melalui UIIPeduli,” ujarnya.

Baca juga : Rektor Unjani Ajak Ribuan Wisudawan dan Orangtua Doakan Palestina

UII juga sudah sejak lama memberikan beasiswa ke mahasiswa dari Palestina: lima kursi per tahun, meski tidak selalu terpenuhi, karena beragam alasan. 

UII juga mengirimkan bantuan ke sana, baik melalui Kedutaan Palestina di Jakarta, maupun melalui lembaga kemanusiaan yang beraktivitas di sana, seperti MER-C yang mengelola Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.

“Hadirin yang mulia, Izinkan saya menutup sambutan ini dengan membacakan sebuah puisi tentang Palestina yang ditulis Riyam Kafri Abu Laban. Riyam adalah profesor kimia di Universitas Al-Quds. Dia lulusan Universitas Tenesse, Amerika Serika. Alih-alih memilih menetap berkarier di Amerika Serikat, dia memilih pulang ke Palestina untuk mengajar dan menulis,” ujar Fathul.

Dalam mengakhiri pesannya, Rektor kemudian membacakan puisi karya Riyam. Puisi tersebut menjadi penutup buku Palestine speaks:  Narratives of life under occupation, yang disunting oleh Hoke dan Malek. (Z-1)


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button