Olahraga

Era baru di final AS Terbuka

CIlic dan Nishikori, dua finalis baru Grand Slam, menuju "Puncak Everest".

Sumber gambar, Getty

Keterangan gambar,

CIlic dan Nishikori, dua finalis baru Grand Slam, menuju “Puncak Everest”.

Untuk pertama kalinya sejak Januari 2005, sebuah final Grand Slam mempertemukan dua petenis pria yang bukan Djokovic, Nadal, Federer maupun Murray.

Petenis Jepang Kei Nishikori dan Marin Cilic dari Kroasia, sama-sama belum pernah lolos ke final sebuah Grand Slam.

Di semifinal, Nishikori menciptakan

sensasi besar dengan menaklukan petenis nomor wahid Novak Djokovic, dengan empat set. Sementara Cilic menundukkan legenda Swiss yang sedang memudar Roger Federer, pemegang 17 gelar Grand Slam.

Sebuah era baru tenis pria telah terbuka, dan menurut Marin Cilic, yang “berjasa” adalah petenis Swiss Stanislass Wawrinka.

“Wawrinka membuka pintu bagi kami (petenis) yang berada di lapis dua,” katanya.

Cilic merujuk pada keberhasilan Stan Wawrinka menjuarai Australian Terbuka awal tahun ini, dengan mengalahkan Rafael Nadal.

Sejak itu, para petenis “lapis dua” itu, kata CIlic, “jadi punya kepercayaan diri lebih besar, bahwa mereka bisa berhasil di Grand Slam. Jadi (tahun 2014) ini merupakan semacam tahun perubahan.”

Pelatih super

Yang menarik, kedua finalis sama-sama dilatih oleh para “super coach“, bekas pemain top juara Grand Slam.

Nishikori bersama Michael Chang mempersiapkan diri menghadapi final.

Sumber gambar, AP

Keterangan gambar,

Nishikori bersama Michael Chang mempersiapkan diri menghadapi final.

Nishikori dilatih bekas juara Prancis Terbuka Michael Chang, warga AS, tapi merupakan lelaki berdarah Asia pertama yang menjuarai Grand Slam. Cilic dilatih bekas juara Wimbledon yang kebetulan sesama Kroasia, Goran Ivanisevic.

Mereka mengikuti semacam kecenderungan baru dalam menggunakan pelatih bekas juara Grand Slam, sebagaimana Andy Murray dilatih Ivan Lendl dan kemudian Amelie Mauresmo, Roger Federer dilatih Stefan Edberg, Djokovic dilatih Boris Becker.

Sebagaimana Marion Bartolli yang tahun lalu pensiun, menjadi juara Wimbledon setelah dilatih bekas juara Prancis terbuka Amelie Mauresmo.

Peran para pelatih super itu diyakini juga, selain teknik, juga mental bertanding, seperti diakui Nishikori.

Petenis Jepang pertama yang masuk finali Grand Slam ini tergolong pemain yang ringkih, tubuhnya kecil, dan sering cedera.

Dan setelah dilatih Michael Chang ia merasa permainannya berubah. “Juga mental saya. Saya bermain lebih agresif dan lebih percaya diri,” katanya.

Padahal awalnya ia ragu apa bisa turun di AS terbuka ini.

Sementara Marin Cilic, bahkan April lalu kena sanksi larangan bertanding karena tak lulus uji doping.

Hukuman empat bulan -dikurangi dari awalnya 9 bulan sebelum banding- digunakan untuk berlatih di negerinya.Menurutnya, ia tak sengaja minum asupan yang ternyata terlarang itu.

Kemudian ia dilatih oleh Ivanisevic, yang sebetulnya sudah bertemu pertama kali saat Cilic berusia sembilan tahun.

“Final pertama bagi kedua pemain,” kata Ivanisevic.

“Mereka akan sama-sama gugup, namun siapapun yang menang akan berada di puncak dunia: Gunung Everest”.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button