Otomotif

Tips kalau seandainya Mobil Tetap Aman saat Terjang Banjir : Okezone Otomotif

JAKARTA – Intensitas hujan di Jakarta dan sekitarnya cukup besar hingga mengakibatkan genangan air. Kendati berbahaya, masih banyak pengemudi nekat menerjang genangan air tinggi. Tak jarang mobil mogok saat melintasi genangan.

Sebenarnya, setiap mobil bisa menerjang banjir jika pengendara mengetahui batasannya dan cara mengendalikan mobil ketika melewati genangan air tinggi. Ini untuk mencegah air terhisap ke ruang pembakaran mesin dan terjadi water hammer.

Technical Support Astra2000, Agus Mustafa, memberikan tips bagi pengendara mobil yang terpaksa melewati banjir untuk sampai tempat tujuan.

Ia mengatakan batas tinggi aman untuk melewati genangan air adalah setinggi ujung knalpot.

“Caranya mudah, kita lihat saja mobil di depan, kalau tipenya sama bisa dilihat ujung knalpotnya. Kalau sudah tertutup air sebaiknya jangan dipaksakan, nanti airnya bisa tersedot ke mesin,” kata Agus kepada MNC Portal, kemarin.

Bahaya air yang terhisap ke ruang pembakaran mesin adalah piston akan berhenti bekerja dan bisa pecah, ini yang disebut dengan water hammer. Ini akan memakan biaya yang sangat besar karena ada banyak komponen mesin harus diganti.

“Terpenting jangan sampai masuk ke saringan udara. Sama yang pasti kalau mobil sudah terlanjur terendam banjir, pastikan semuanya kering terlebih dahulu kalau seandainya tidak korslet,” ujar Agus.

Bukan hanya menerjang banjir yang berbahaya bagi mobil, genangan air yang tidak terlalu tinggi juga bisa menyebabkan risiko besar bagi pengendara, atau aquaplaning.

Ini merupakan kondisi di mana saat mobil melaju kencang dan terdapat genangan air yang membuat ban tidak menapak pada aspal sehingga mobil bisa tergelincir dalam kecepatan tinggi.

“Mobil melintir sesuai dengan kecepatannya. Jika melaju cepat dan ada genangan sangat besar kemungkinan untuk terkena aqua planing. Jadi kita harus menjaga kecepatan dan konsentrasi saat berkendara,” ucap Agus.

Selain itu, ban dan rem harus diperiksa saat musim hujan kalau seandainya tidak terjadi hal yang diinginkan. Kendati begitu, Agus Mustafa tidak mengharuskan penggunaan ban spesifik karena produsen ban sudah menciptakan ban untuk dua kondisi.

“Kalau ban tidak ada spesifikasi khusus, yang standar juga sudah cukup. Yang pasti perhatikan keausan ban dan kekerasan ban. Rem juga perlu diperhatikan. Biasanya kalau habis hujan itu rem suka bunyi jadi perlu dibersihkan. Saran saya sih dilakukan servis berkala sebelum musim hujan,” ucapnya.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button