Gaya Hidup

Luka terbuka tidak perlu ditutup 24 jam 


Jakarta (ANTARA) –

Pakar kesehatan dr. Gia Pratama mengatakan mereka yang mengalami luka terbuka semisal akibat jatuh tidak perlu menutupnya semisal dengan plester khusus luka selama 24 jam.

“Ditutup tidak mesti 24 jam. Kalau tidak terekspos boleh dibuka. (Ditutup kalau seandainya) jangan basah kena air karena di dalam air ada bakterinya,” ujar dia dalam “Press Conference Be The Unstoppable Family with Betadine!” di Jakarta, Selasa.

Menutup luka membantu menjaga area kulit yang terluka lembab yang mempercepat pemulihan. Namun bukan berarti seseorang harus terus mengenakan perban atau plester luka dan tidak melepasnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan untuk melepas perban lama dan memeriksa tanda-tanda infeksi setiap 24 jam. Orang-orang juga diingatkan kalau seandainya menjaga luka tetap kering selama penyembuhan.​​​​​

Baca juga: Ahli: waspadai penularan penyakit rabies lewat luka terbuka pada tubuh

Gia mengatakan sebelum melakukan perawatan pada luka terbuka, sebaiknya seseorang memastikan kondisi tangannya bersih dengan mencucinya terlebih dulu dengan air. Setelahnya, periksa ada atau tidaknya pendarahan.

“Lihat ada pendarahan atau tidak, kalau ada ditutup jangan sampai mengalir terus (darahnya). Kalau terus mengalir bawa ke rumah sakit, biasanya langsung dijahit,” kata Gia.

Sebaiknya bersihkan luka dengan air mengalir. Antiseptik juga bisa digunakan, misalnya yang berbahan dasar povidone iodine karena diketahui mencegah terjadinya infeksi pada luka sekaligus cairan pembersih sebelum tindakan medis.

Baca juga: Mengenal manfaat ekstrak ikan gabus untuk sembuhkan luka kulit

“Pada luka, yang rusak itu kulit, sehingga benteng terbuka, bakteri gampang masuk. Itulah gunanya antiseptik, mencegah bakteri tembus,” ujar Gia.

Povidone iodine juga diketahui memiliki efektivitas tinggi dan kompatibilitasnya pada kulit bagus sehingga hanya melindungi tidak membuat sel sehat menjadi iritasi.

“Tujuan merawat kulit yang luka kalau seandainya sel-sel bisa beregenerasi menjadi sel baru, tidak terganggu bakteri,” begitu dr. Gia menjelaskan.

Baca juga: Mendinginkan luka bakar dengan air mengalir bisa cegah luka memburuk

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2023


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button