Daerah

Kalsel gencarkan kampanye hentikan kekerasan pada anak


Banjarmasin (ANTARA) – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Selatan (DPPPAKB Prov Kalsel) menggencarkan kampanye untuk menghentikan kekerasan terhadap anak melalui sosialisasi pedoman standar pusat pembelajaran keluarga (Puspaga).

“Kegiatan ini adalah bentuk upaya untuk mencegah dan menurunkan angka kasus kekerasan terhadap anak di Kalsel,” kata Kepala DPPPAKB Kalsel, Adi Santoso di Banjarbaru, Sabtu.

Baca juga: Kekerasan anak PAUD di Banjarmasin dapat perhatian khusus

Ia memaparkan bentuk kegiatan sosialisasi Puspaga, yakni melayani dan memfasilitasi berupa konsultasi terkait permasalahan keluarga.

“Kita sosialisasikan bagaimana langkah mencegah kekerasan pada anak lalu kita juga mengedukasi agar tidak terjadi perkawinan dini pada anak,” katanya.

Hingga Mei 202, Adi menyebutkan Pemprov Kalsel telah menangani laporan terhadap tindak kekerasan sebanyak 118 kasus.

“Dari semua laporan yang ditindak lanjuti, korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan,” ucap Adi.

Baca juga: Wali Kota Banjarmasin minta PAUD gunakan “cctv” cegah kekerasan anak

Adi menilai perlu memberikan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan serta penanganan.

Ia mengaku berkoordinasi dengan berbagai mitra terutama pada tingkat kabupaten dan kota sebagai perpanjangan tangan DPPPAKB Kalsel.

Sosialisasi kegiatan Puspaga tersebut dilaksanakan pada salah satu tempat kunjungan dan perbelanjaan umum di Kota Banjarmasin.

Pemprov Kalsel memilih pelaksanaan kegiatan tersebut di tempat umum karena lebih mudah dijangkau serta anak dan keluarga sering berkunjung ke tempat perbelanjaan umum.

Adi mengharapkan kegiatan sosialisasi Puspaga dapat menurunkan angka kekerasan dan perkawinan dini pada anak-anak di Kalsel.

Baca juga: Wali Kota Banjarmasin ajak lembaga sosial selesaikan masalah anak


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button