Otomotif

Dilanda Banyak Masalah, Masa Depan Industri Kendaraan Listrik China Memprihatinkan : Okezone Otomotif

JAKARTA – Industri kendaraan listrik (EV) di China dilanda banyak masalah, di antaranya terkait banyaknya kasus di mana kendaraan listrik di China terbakar begitu saja, termasuk ketika proses pengisian daya.

Melansir dari Financial Post, Sabtu (10/3/2024), statistik Departemen Manajemen Darurat China mencatat rata-rata 8 EV terbakar setiap harinya di kuartal pertama 2023, meningkat 32 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Kasus lain melibatkan mobil listrik Lee Auto yang menabrak truk besar. Tabrakan tersebut membuat rangka mobil yang berfungsi menopang sisi atap dan pintu kendaraan rusak parah. Insiden tersebut terjadi tak lama setelah kecelakaan Chinguen L7 di Guangdong.

Bukan hanya kecelakaannya yang mengkhawatirkan, tapi juga betapa rapuhnya rangka mobil listrik buatan China. Keselamatan penumpang tidak hanya bergantung pada jumlah airbag, melainkan bergantung pada bodi kokoh. Tanpa rangka penyangga yang kokoh, keselamatan pengemudi kendaraan listrik dipertanyakan.

Dalam kasus lain, mobil listrik Xpeng terbakar ketika melaju dan melakukan kontak dengan sebuah batu. Situs Blogger mengatakan bahwa tabrakan kencang mungkin dapat memicu kebakaran di badan mobil, namun tidak seharusnya demikian jika hanya menabrak sebuah batu.

Insiden kedua dalam sebulan ini menimbulkan keraguan tentang keamanan mobil Xpeng. Perusahaan Xpeng didorong untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam pengembangan penelitian dan pengujian keselamatan pengemudi. Beberapa warganet mengatakan mereka tidak terkejut dengan anggapan bahwa kebakaran diyakini berasal dari masalah di baterai litium.

Ketika Partai Komunis China (PKC) mendorong pengembangan Kendaraan Energi Baru, persediaan EV di China telah mencapai 20,4 juta unit.

Baterai litium memang kerap memicu insiden saat pengisian daya mobil listrik. Para pakar di industri ini mengaitkan kebakaran baterai sebagai penyebab utama insiden pengisian daya. Cacat produksi atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya menghilangkan listrik statis dapat memicu korsleting atau kebakaran termal seiring dengan semakin populernya kendaraan listrik.

Insiden keselamatan seperti ini diperkirakan akan meningkat di China. Kendaraan listrik tipe New Energy yang didorong pengembangannya oleh PKC tidak hanya sering mengalami insiden seperti kebakaran spontan dan ledakan, tetapi juga kesulitan menghadapi kondisi cuaca buruk. Selama tahun 2024, musim perjalanan Tahun Baru Imlek, China menghadapi hujan salju dan cuaca dingin terparah dalam 15 tahun terakhir.

Kondisi seperti ini menyebabkan banyak kendaraan terdampar di jalan raya, termasuk mobil listrik. EV juga menghadapi risiko lain jika terjadi pemadaman listrik di tengah cuaca buruk. Di situasi seperti itu, para pengemudi akan kesulitan menemukan stasiun pengisian daya yang masih dialiri listrik. Akibatnya, pengemudi kendaraan listrik harus harus menunggu bantuan derek, sementara sebagian lainnya terpaksa mendorong kendaraan hingga beberapa kilometer untuk menemukan stasiun pengisian daya yang masih berfungsi.

Masalah Baterai

Pada 2023, persediaan kendaraan listrik Tiongkok melebihi 17 juta dengan peningkatan sebesar 117 persen dibanding tahun lalu. Namun, jumlah stasiun pengisian umum yang tersedia tidak mencukupi, rata-rata hanya ada satu stasiun untuk setiap tujuh kendaraan listrik di China.

Ketidakseimbangan ini menyebabkan pengemudi berebut tempat pengisian daya di China. Banyak juga yang memilih EV untuk menghemat biaya bahan bakar, tetapi justru kehabisan lebih banyak uang harus mengganti baterai jika terjadi insiden tertentu. Harga baterai mobil listrik tidak murah.

Sejumlah pihak menyatakan bahwa hampir semua sektor dalam industri kendaraan listrik di China mengalami kerugian, dan BYD menjadi satu-satunya perusahaan yang memperoleh keuntungan karena subsidi pemerintah dan dukungan kebijakan.

Beberapa bahkan menyamakan industri kendaraan listrik dengan skema ‘umpan dan ganti.’ Beberapa perusahaan menawarkan penggantian baterai listrik gratis untuk mendorong penjualan unit, karena mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan uang dari konsumen lewat layanan lain.

China sebelumnya mengumumkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan penjualan kendaraan listrik, termasuk keringanan pajak, subsidi tunai, dan alokasi prioritas pelat nomor dan tempat parkir. Kebijakan-kebijakan ini memicu lonjakan permintaan konsumen selama tiga tahun berturut-turut hingga terjadi kelangkaan unit. 

Namun, awal tahun lalu, pemerintah pusat China mencabut subsidi pembelian kendaraan listrik sehingga mengakibatkan penurunan tajam pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dari 74 persen menjadi 21 persen. Sebaliknya, para analis melaporkan penjualan kendaraan listrik di Amerika Serikat dan Eropa meningkat masing-masing sebesar 47 persen dan 37 persen pada 2023. Penurunan permintaan di pasar China telah memicu perang harga yang sengit.

Menurut data Komite Informasi Gabungan Pasar Mobil Penumpang China, aktivitas promosi kendaraan listrik di China meningkat tahun lalu dan mencapai rekor tertinggi dalam sejarah, yaitu sekitar 8 persen. Analis otomotif Ming Shun Lee dari Bank of America menyoroti bahwa kelebihan kapasitas dalam industri otomotif berasal dari persepsi banyak merek mobil terhadap permintaan pasar yang besar dan kepercayaan diri mereka dalam mempertahankan pertumbuhan yang kuat.

Masa Depan Industri EV China 

Dalam konferensi pers yang diadakan kantor informasi Dewan Negara China, Wakil Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Xin Guobin menyatakan bahwa karena permintaan konsumen yang tidak mencukupi, sebagian besar industri kendaraan listrik yang sedang berkembang di China belum menghasilkan keuntungan. Kelemahan seperti kekurangan chip masih mengganggu penjualan di industri ini.

Secara umum, industri mobil listrik di China dilanda beragam masalah, mulai dari proses pembuatan yang kurang baik, teknologi dan manajemen yang buruk, serta profitabilitas yang rendah di tengah persaingan yang ketat. Masalah-masalah ini telah menimbulkan keraguan terhadap kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri China.

Beberapa analis berpendapat bahwa mulai 2024 dan seterusnya, pembuat kendaraan listrik China akan mulai menutup pabrik perakitan mereka karena tidak bisa lagi bersaing dalam teknologi. Sebagian mungkin hanya bisa bertahan melalui pemangkasan harga, dan jika tidak, mungkin akan menghadapi penutupan. Saat ini, pasar kendaraan listrik China sedang tidak baik-baik saja.

Persaingan industri kendaraan listrik di China begitu ketat, dan banyak perusahaan berjuang untuk bisa bertahan. Tidak mengherankan jika separuh bisnis kendaraan listrik di China bangkrut tahun ini, dan mungkin ada banyak kendaraan listrik yang tidak terjual tahun depan.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button