Olahraga

Perpustakaan Pungkas Tri Baruno Kemenpora buat Bincang Literasi


Jakarta (ANTARA) –

Perpustakaan Pungkas Tri Baruno Kemenpora membuat Bincang Literasi dengan tema “Belajar, Bertumbuh, dan Bermanfaat” untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024.

 

Kepala Perpustakaan Pungkas Tri Baruno, Khanif Idris, membeberkan, kegiatan itu merupakan edisi keenam yang digelar oleh perpustakaan tersebut dan untuk tahun ini, panitia menghadirkan narasumber kompeten di bidang pendidikan anak-anak.

 

“Semoga forum hari ini menyadarkan kembali kepada semua bahwa orang tua adalah guru pertama untuk anak-anaknya,” kata Khanif yang membuka kegiatan dengan sajak buah karya Sapardi Djoko Damono, dalam laman Kemenpora RI yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

 

Acara yang menghadirkan narasumber pendidik dan penggiat literasi Palupi Mutasih itu mengulas tata cara pendidikan anak yang efektif dan menggembirakan di era terkini.

 

Puluhan peserta yang terdiri dari para pegawai Kemenpora itu mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Ditambah, narasumber menyajikan materi secara interaktif dan riang gembira, salah satunya mengajarkan kepada para peserta bagaimana membacakan cerita yang menyenangkan.

 

Palupi memaparkan, selain harus efektif, pendidikan kepada anak-anak harus memberikan kesan dan kenangan yang menggembirakan, sehingga akan terus terkenang serta tertanam dalam ingatan anak-anak hingga mereka beranjak dewasa.

Baca juga: Pendidikan yang memerdekakan

 

“Mungkin pada saat anak mengenal rumus, rumus itu tidak selamanya dipakai dalam dunianya mereka. Tetapi kenangan semasa belajar itu pasti akan diingat walaupun mereka sudah beranjak dewasa,” ujar perempuan yang pernah mengikuti program Pemuda Pelopor Kemenpora RI pada 2019 itu.

 

Ia menambahkan, suasana belajar yang menggembirakan bisa melalui beragam cara dan disesuaikan dengan tingkatan usia anak, serta dengan gaya belajar masing-masing.

 

Misalnya melalui pembacaan cerita atau melalui nyanyian.

 

“Karena pendidikan itu adalah upaya sadar untuk menggembirakan dan memberdayakan,” ujar pemenang penghargaan LPDP 2018 itu.

 

Lebih lanjut dia menambahkan, pendidikan dianalogikan dengan pertumbuhan sebuah pohon.

 

Pendidikan sejatinya melayani dan menutrisi sebuah pohon yang tumbuh tanpa memaksanya, karena setiap pohon punya kecepatan tumbuh masing-masing.

 

Sama dengan pendidikan, lanjut dia, orang tua tidak bisa memaksakan sebuah pendidikan bisa membentuk anak untuk menjadi cemerlang dalam sekejap. Namun, bisa dimaksimalkan pada untuk dia bisa mencapai kecemerlangannya melalui stimulasi terbaik.

Baca juga: Literasi siswa soal AI kunci capai peningkatan mutu di era digital
 

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button