Gaya Hidup

Stres berkontribusi pada kekambuhan Multipel Sklerosis


JAKARTA (ANTARA) – Multipel sklerosis (MS), suatu penyakit neurodegeneratif akibat proses demielinisasi kronik pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh peradangan autoimun.

Baca juga: Mengenal penyakit multiple sclerosis, gejala dan pengobatan

Para peneliti telah mencoba mengidentifikasi pemicu yang tepat dari multipel sklerosis (MS), kondisi melemahkan yang terjadi ketika sistem kekebalan menyerang selubung pelindung otak dan sumsum tulang belakang.

Meskipun penyebab pasti dari penyakit autoimun masih belum diketahui, para ahli menyarankan bahwa melakukan modifikasi gaya hidup tertentu seperti makan makanan yang sehat, mengurangi stres dan berolahraga secara teratur dapat mengurangi kemungkinan kambuhnya multipel sklerosis.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para ahli di Michigan telah mengkonfirmasi peran stresor dalam menyebabkan MS kambuh. Peristiwa stres yang terjadi baik di masa kanak-kanak dan dewasa dapat memperburuk kecacatan pada pasien.

Dilaporkan Medical Daily pada Kamis (25/5), MS mempengaruhi lebih dari 2,8 juta orang di seluruh dunia. Studi sebelumnya telah menemukan kondisi ini disebabkan sebagian oleh gen yang diwariskan dan sebagian lagi oleh faktor luar seperti kurangnya sinar matahari, merokok, obesitas remaja dan infeksi virus.

“MS adalah penyebab utama kecacatan non-traumatis di antara orang dewasa muda, dan penelitian tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi pendorong eksternal kecacatan yang dapat diatasi atau dicegah, termasuk stres, untuk meningkatkan hasil fungsional,” kata co-author Tiffany Braley yang menjelaskan pentingnya studi terbaru.

Baca juga: Christina Applegate didiagnosis sklerosis ganda

Tim peneliti mengevaluasi data dari lebih dari 700 orang dengan MS dan menemukan bahwa penyebab stres dalam berbagai tahap kehidupan seperti kemiskinan, pelecehan, dan perceraian dapat berkontribusi pada kekambuhan MS. Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Brain and Behavior.

“Pengalaman masa kecil yang buruk, yang kami sebut ACE, dan pemicu stres masa kecil lainnya dapat memengaruhi proses kekebalan, peradangan, dan perilaku sepanjang hidup, dan mengurangi ketahanan terhadap stres orang dewasa,” kata penulis utama Carri Polick.

Para peneliti percaya temuan ini dapat membantu memulai perbaikan dalam metode pengobatan MS saat ini, yang sekarang terutama berfokus pada pengelolaan gejala dan menghindari pemicunya.

“Pengetahuan ini diperlukan untuk menginformasikan penelitian MS serta perawatan klinis. Rujukan ke sumber daya, seperti kesehatan mental atau dukungan penggunaan zat dapat membantu mengurangi dampak stres dan meningkatkan kesejahteraan,” tambah Braley.

Lima fakta tentang multipel sklerosis:

1. MS dapat dianggap sebagai penyakit yang tidak terlihat karena gejala penyakit yang paling sering mungkin, tidak langsung terlihat

2. Studi menunjukkan orang yang tinggal di garis lintang yang lebih tinggi, atau daerah dengan iklim yang lebih dingin memiliki tingkat MS yang lebih tinggi

3. Kehamilan dapat meringankan gejala MS

4. Wanita empat kali lebih mungkin mengembangkan kondisi ini dibandingkan pria

5. MS sering salah didiagnosis karena gejalanya tidak spesifik dan dapat bervariasi pada setiap kasus

Baca juga: J.K. Rowling sumbang 18,8 juta dolar AS untuk penelitian MS

Baca juga: Cegah terkena Multiple Sclerosis lewat cara ini

Baca juga: Si dia mudah lelah dan berubah mood-nya? Bisa jadi ini sebabnya

Penerjemah: Siti Zulaikha
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2023


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button