Religi

Saya Datang ke Sana Diam-diam – Eramuslim

eramuslim.com – Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengakui sulit bertemu dengan masyarakat Kampung Bayam. Sehingga mengharuskan dirinya untuk menyamar demi mewujudkan maksud tersebut.

“Saya datang ke sana secara klandestin (diam-diam). Dulu ketika saya bertugas di Jakarta, saya kalau datang ke kampung-kampung tidak bawa media, lensa, tidak bawa rekaman,” kata Anies pada wartawan di Kantor Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Kamis (18/1/2024).

Hal itu disebut Anies karena dirinya semata-mata ingin bertemu dengan masyarakat sekitar tanpa perlu dipublikasikan.

“Dan itu yang membuat hubungan kita otentik karena sama-sama tahu bahwa hubungan ini bukan untuk diumumkan, diceritakan tapi untuk menyelesaikan masalah,” tegasnya.

“Biarlah itu kemudian menjadi catatan kita masing-masing. Itu semua yang saya kerjakan di Jakarta, banyak kampung yang saya datang, temui tanpa ada rekaman apapun. Rekaman itu ada di memori saya dan mereka dan itu bagian dari tanggung jawab moral,” ujarnya.

Pertemuan Emosional

Anies Baswedan menghadiri acara Desak Anies edisi Perempuan, Agraria, dan Lingkungan di Half Patiunus, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Dalam pertemuan yang emosional tersebut, masyarakat Kampung Bayam menyuarakan kerinduan serta kesedihan atas kehilangan sosok Anies Baswedan.

“Ketika mereka tahu saya ada acara di sana, mereka pada datang dan pada mengungkapkan pada kangen, kehilangan dan emosional karena bagi saya ini sudah seperti saudara saya sendiri,” kata Anies.

Menurut Anies, sebuah negara itu harus memiliki sifat kasih dan sayang kepada masyarakat khususnya rakyat kecil.

“Jadi saya terkejut ketika ada berita gedung itu (tempat tinggal warga Kampung Bayam) malah akan dipakai untuk tempat tinggal karyawan (JIS). Mudah-mudahan tidak benar,” ujarnya.

“Karena memang gedung itu dirancang untuk warga Kampung Bayam. Bahkan rencananya mereka nanti bisa bekerja sebagai bagian dari kegiatan di JIS,” lanjutnya.

Kedekatan Anies & Warga Kampung Bayam

Anies mengatakan warga Kampung Bayam memang memiliki kedekatan emosi yang cukup dekat dengannya.

“Jadi warga Kampung Bayam itu amat dekat (dengan saya). Kami memang memilih untuk menjalankan prinsip menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat,” kata Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut.

Anies berkelakar bahwa warga Kampung Bayam bisa digolongkan sebagai kelompok masyarakat yang lemah di Jakarta.

“Ketika kami membangun Jakarta Internasional Stadium, kami membangun kompleks perumahan di sampingnya untuk warga-warga Kampung Bayam. Bahkan rancangannya itu disiapkan untuk mereka supaya di bisa tetap bercocok tanam,” ujarnya.

Diakui Anies, warga Kampung Bayam itu mengakui percuma saja jika diberikan tempat baru jika mereka tidak bisa menjalankan profesinya sebagai petani.

“Kami ini petani, suruh ganti profesi, tidak bisa. Ya sudah kalau begitu kita bangunkan tempat yang mereka bisa tetap bertani. Coba bayangkan di kota mereka tetap bisa bertani di lahan di sampingnya bahkan di atapnya disiapkan tanah untuk pertanian,” ujarnya.

Pemprov DKI Punya Kewajiban Tuntaskan Hak Warga Kampung Bayam

Dalam kesempatan itu, Anies menyinggung soal nasib warga Kampung Bayam yang sampai saat ini belum mendapat kepastian soal tempat tinggal.

Dia menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta punya kewajiban untuk menyelesaikan hak warga Kampung Bayam.

“Pemprov DKI Jakarta punya kewajiban konstitusional untuk menuntaskan hak bagi warga Kampung Bayam untuk tinggal di tempat itu,” kata Anies.

Anies menegaskan, Rumah Susun Kampung Bayam dibangun bukan diperuntukkan bagi para pekerja operasional stadion JIS melainkan untuk warga yang terdampak pembangunan JIS.

“Dari awal itu dirancang bukan untuk pekerja JIS, itu dirancang untuk warga Kampung Bayam. Bahkan, rancangannya pun ada tempat untuk mereka bercocok tanam. Ada lahan pertanian di bawah dan lahan pertanian di rooftop, desainnya pun desain untuk itu,” tegasnya.

Anies mengatakan, rakyat harus dipandang sebagai pihak yang harus dilindungi oleh negara.

Begitupun dengan warga Kampung Bayam yang harus dilindungi oleh keputusan yang dibuat gubernur. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai, pemerintah perlu mengembalikan hak warga Kampung Bayam.

“Jadi tidak seharusnya pelayanan-pelayanan itu berhenti justru pelayanan itu harus diteruskan. Penderitaan yang mereka alami bukan penderitaan karena mereka, tapi karena pemerintah mengubah kebijakan. Menurut saya ini harus dikembalikan mudah-mudahan ini terdengar oleh pemerintah dan mudah-mudahan ini dilaksanakan,” jelasnya.

“Tapi jangan sampai karena diungkapkan di sini semakin tidak dilaksanakan, jangan sampai karena teman-teman ini melakukannya secara terbuka dan mudah-mudahan kriminalisasi tidak terjadi juga kepada teman-teman semua,” sambung Anies

(Sumber: Tribunnews)


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button