Daerah

DJPb Kalteng: Dukungan dana pusat optimalkan pembangunan di daerah – ANTARA News Kalimantan Tengah


Palangka Raya (ANTARA) – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Tengah menyampaikan, realisasi Pendapatan APBD di provinsi setempat hingga 30 April 2023 mencapai Rp8.126,5 miliar.

Kepala DJPb Kalteng Hari Utomo di Palangka Raya, Jumat, menyampaikan, realisasi tersebut didominasi oleh Pendapatan Dana Transfer Pusat sebesar Rp6.802,3 miliar atau 83,7 persen.

“Hal ini menunjukkan dukungan dana pusat melalui TKD (Transfer ke Daerah) mendominasi pendanaan pemda di wilayah Kalteng,” jelasnya.

Pada sisi lain, realisasi Belanja APBD Kalteng hingga 30 April 2023 mencapai Rp4.616,6 miliar yang didominasi oleh komponen Belanja Operasi 69,3 persen, khususnya Belanja Pegawai 45,9 persen.

Dia memaparkan dengan rasio belanja terhadap pendapatan daerah sebesar 57 persen, maka masih terdapat potensi timbulnya budaya penumpukan realisasi belanja di akhir tahun anggaran.

“Maka kami merekomendasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan pemda, salah satunya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan di triwulan II 2023 untuk menghindari penumpukan realisasi belanja di akhir tahun anggaran,” tuturnya.

Baca juga: Lomba Malamang jadi sarana promosi kudapan tradisional khas Kalimantan Tengah

Selain itu, pemda di Kalteng diminta mempersiapkan pemenuhan dan penyampaian syarat penyaluran TKD, khususnya DAK Fisik dan Dana Desa, serta mempercepat proses pertanggungjawaban kegiatan mengingat dokumen tersebut menjadi syarat penyaluran sejumlah TKD.

Sementara itu, untuk perkembangan perekonomian di Kalteng, jika merujuk pada angka pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan Tengah, maka pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan I 2023 sebesar 3,22 persen (yoy).

“Mengalami perlambatan dari capaian sepanjang 2023 akibat tekanan pada sektor pertambangan dan penggalian yang terkontraksi minus 15,71 persen (yoy),” ucapnya.

Baca juga: Karnaval Budaya FBIM 2023 sarana pelestarian nilai-nilai budaya di Kalteng

Adapun tekanan pada sektor pertambangan disebabkan oleh penurunan harga batu bara secara (yoy) walaupun terdapat tren positif pada produksinya.

Kemudian produksi bauksit di Kotim yang turun lebih dari 80 persen akibat ekspor luar negeri yang mulai dihentikan oleh perusahaan pasca penetapan larangan ekspor bijih bauksit per Juni 2023.

“Namun demikian, lapangan usaha lainnya masih tumbuh dengan baik sebagai dampak keberlangsungan pemulihan ekonomi yang kuat. Adapun sumber pertumbuhan tertinggi periode triwulan I 2023 berasal dari sektor pertanian 1,42 persen, industri pengolahan 1,36 persen dan perdagangan 0,96 persen,” tutupnya.

Baca juga: Penjabat Bupati Barsel dan Kobar resmi dilantik, gubernur tak lagi ajukan pj selanjutnya




Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button