Ekonomi

Emiten Blibli (BELI) Masih Terbelit Rugi Rp2,6 Triliun, Bosnya Bilang Begini


Suara.com – Emiten perdagangan daring PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) dengan nama Blibli masih mencatatkan rugi bersih Rp2,6 triliun hingga akhir September 2023.

Meski demikian kerugian ini berhasil ditekan sedalam 29,7 persen.

Hal itu terungkap dalam jawaban manajemen emiten toko fisik dan daring milik grup Djarum itu, atas pertanyaan Bursa efek Indonesia (BEI), Kamis (4/1/2024).

Direktur BELI, Eric Winarta menjelaskan, perseroan akan terus melanjutkan strategi dan upaya rasionalisasi komposisi produk, terutamanya di segmen Ritel 1P serta mempertahankan fokus pada berbagai kategori produk tertentu yang lebih menghasilkan keuntungan, dimana hal tersebut akan menghasilkan perolehan laba bruto yang lebih baik dan marjin bruto yang lebih sehat.

“Perseroan akan terus meluncurkan lebih banyak sinergi dan inovasi ekosistem untuk mendorong pertumbuhan yang lebih organik dan menguntungkan. Perseroan juga secara konsisten mengimplementasikan berbagai upaya efisiensi biaya secara tepat tanpa mengorbankan potensi pertumbuhan bisnis. Keseluruhan upaya tersebut diyakini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan dan pencapaian target-target keuangan Perseroan,” jawab Eric dikutip Jumat (5/1/2024).

Padahal dalam prospektus IPO pada tahun 2022, BELI mengakui belum pernah membayar dividen hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan.

Bahkan, perseroan tidak dapat menjamin akan mampu membayar dividen atau bahwa Direksi Perseroan akan merekomendasikan, atau pemegang saham Perseroan akan menyetujui, pembagian dividen.

Hal itu dipicu riwayat rugi bersih dan kebutuhan modal kerja Perseroan di masa depan, serta belanja modal, komitmen kontraktual dan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan di masa depan.

Selain itu, perseroan mungkin mengadakan perjanjian pembiayaan di masa depan, yang dapat menerapkan pembatasan lebih lanjut atas kemampuan untuk membayar dividen, dan Perseroan mungkin mengeluarkan biasa atau liabilitas yang akan mengurangi atau menghapuskan kas yang tersedia untuk pembagian dividen.

“Salah satu dari faktor-faktor tersebut di atas dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk membayar dividen kepada pemegang saham Perseroan. Oleh karena itu, imbal hasil bagi Perseroan mungkin terbatas pada kenaikan harga saham Perseroan,” tulis manajemen Blibli.com.


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button