Usai menerima vaksin Covid-19, seorang pria justru harus dirawat di rumah sakit karena mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) alias reaksi vaksin yang disebut dokter sebagai reaksi langka pasca vaksinasi.
Richard Terrell, pria berusia 74 tahun asal Virginia, Amerika Serikat tersebut dirawat di rumah sakit setelah mengalami reaksi parah di kulitnya. Mengutip Fox News, Rabu (31/3/2021) tim dokter yang menangani pria ini menyakini ruam kemerahan dan bengkak di kulit pria tersebut adalah efek dari vaksin Covid-19 Johnson & Johnson yang diterima sang pria.
Richard mulai merasakan gatal di tubuhnya sekitar tiga atau empat hari setelah divaksin. Mulai merasa tak nyaman dengan gejala yang ditimbulkan, akhirnya Richard dibawa ke VCU Medical Center. Setelah di rumah sakit, didapati ruam-ruam kemerahan telah menutupi seluruh tubuhnya dari atas kepala hingga ujung kaki. Bagian kakinya juga mengalami pembengkakan, dan kulit Richard mulai terkelupas.
“Rasanya gatal, perih dan seperti terbakar, setiap kali saya menekuk lengan atau kaki, seperti bagian dalam lutut saya, itu sangat menyakitkan di mana kulit bengkak dan saling bergesekan,” kata Richard.
Salah satu dokter kulit yang menangani Richard, Dr. FNU Nutan mengatakan, meskipun kasusnya jarang terjadi dan mungkin ini jadi kasus pertama yang dilaporkan dari reaksi suntikan vaksin Johnson & Johnson. Ia menekankan memang bukan hal yang aneh untuk vaksin atau obat-obatan, bahkan termasuk yang sehari-hari bisa menimbulkan reaksi pada kulit.
“Banyak pasien datang dan berkata, saya sudah divaksin dan ini yang terjadi. Saya yakin itu (reaksi) dari vaksinnya. Kami sangat berhati-hati ketika kami melihat pasien seperti itu, kami ingin memastikan bahwa kami telah mengesampingkan penyebab yang lebih umum dari reaksi tersebut, paling umum itu adalah antibiotik atau sesuatu yang dia minum, bahkan obat yang dijual bebas,” kata Dr. Nutan.
Selama dirawat, Richard diketahui menjalani serangkaian pemeriksaan. Mulai dari tes penyakit virus, klamidia, virus corona, adenovirus tapi semua hasilnya menunjukkan hasil yang negatif. Organ ginjal, hati, dan jantungnya juga dipantau dan diuji untuk memastikan reaksinya tidak berdampak lebih lanjut.
Dokter Nutan mengatakan, reaksi yang sangat langka seperti yang terjadi pada Richard tersebut, kemungkinan besar karena susunan genetiknya dan cara vaksin dibuat, tetapi sejauh ini data yang tersedia tentang kasus tersebut belum cukup.
Usai dirawat selama beberapa hari di rumah sakit dengan steroid, cairan, krim dan perban. Akhirnya Richard kini sudah pulih dan menurut salah satu dokternya, ia tetap merasa bersyukur bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Tim dokter sendiri menyerahkan kasus Richard ini ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Source link