Otomotif

BNPB Sebut Sekitar 1.400 Bencana Terjadi di Indonesia Per September 2024

BNPB Sebut Sekitar 1.400 Bencana Terjadi di Indonesia Per September 2024
Foto udara pengendara melintas di atas garis biru penanda batas aman tsunami di Jalan Raya Ampang, Padang, Sumatera Barat, Senin (22/7/2024).(ANTARA/Iggoy el Fitra)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, mengatakan bahwa hingga awal September 2024 tercatat sudah lebih dari 1.400 bencana di Indonesia. Angka tersebut akan terus meningkat hingga akhir tahun nanti.

“Di Indonesia sendiri tahun 2024 baru masuk September kita sudah mencatat hampir 1400 kali bencana yang terjadi. Dan bencana yang menonjol adalah bencan hidrometeorologi serta bencana yang dipicu oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia,” ujarnya dalam acara Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (Adexco) 2024, Rabu (11/9).

Suharyanto mengatakan bahwa angka tersebut naik 52% dari tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan adanya perubahan iklim, urbanisasi serta perubahan tata guna lahan. Namun demikian, dari segi dampak terhadap jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Baca juga : 374 Bencana Melanda Indonesia Periode 1 Januri – Februari 2024

‘Korban jiwa meninggal, hilang dan luka-luka di tahun ini turun 36% dibandingkan tahun 2023, demikian juga dengan angka kerusakan infrastruktur yang turun 62% dibandingkan 2023,” imbuhnya.

Mengingat Indonesia merupakan negara yang berada di lokasi rawan bencana, maka diperlukan upaya untuk menekan dampaknya. Data dan fakta menunjukkan bahwa Indonesia mungkin tidak bisa secara signifikan mengurangi jumlah terjadinya bencana. Akan tetapi bisa mengupayakan dan mengoptimalkan upaya pencegahan dan mitigasi untuk mengurangi potensi dampak, baik dari sisi korban jiwa maupun infrastruktur.

“Upaya membangun sistem yang kuat, sistem yang tidak hanya mampu merespons saat terjadi bencana tetapi juga berorientasi pada mitigasi risiko dan kesiapsiagaan,” tambahnya.

Baca juga : DPR Usul Penetapan Status Kebencanaan Tidak Lagi Ditetapkan Pemda

Suharyanto berharap melalui event Adexco, kerja sama dan kolaborasi bosa dilakukan lintas sektor. Lewat Adexco juga bisa dibangun kolaborasi kawasan atau internasional dalam upaya bersama memitigasi risiko bencana.

“Di Adexco kita akan menyaksikan berbagai inovasi teknologi dan solusi dalam bidang penanggulangan bencana yang dihadirkan oleh peserta dari berbagai sektor dan negara,” kata dia.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati mengatakan bahwa pameran dan forum Adexco merupakan upaya memperkuat kolaborasi kebencanaan. Berbagai produk dari industri kebencanaan dan pembicara internasional hadir di event ini.

Baca juga : 835 Bencana Sudah Terjadi, Didominasi Karhutla dan Hidrometeorologi Basah

Raditya menyoroti potensi gempa Megatrust yang saat ini ramai diperbincangkan. Para ilmuwan memprediksi bahwa akan terjadi gempa Megatrust di beberapa titik lokasi di Indonesia. Namun, belum ada yang bisa memprediksi bencana tersebut akan terjadi.

“Nah untuk itu menyikapi isu Megatrus kita perlu waspada, bersiaga tapi juga tidak perlu takut berlebihan. Laksanakan saja aktivitas tetapi harus sadar bahwa di satu sisi kita tinggal di daerah yang kaya sumber daya alam tetapi di sisi lain kita pun tinggal di tempat yang sewaktu-waktu terjadi bercanda,” ucapnya.

Dia menyebut bahwa pihak sudah memulai langkah-langkah untuk menyikapi Megatrust. BNPB secara serentak melaksanakan apel kesiapsiagaan untuk menguji kesiapan masyarakat. Selain itu juga diulangi lagi dengan latihan-latihan BNPB dan program peringatan dini dari BMKG yang dibiaya oleh Bank Dunia.

“Jadi untuk BMKG itu menyiapkan teknologinya, peringatan dini, BNPB menyiapkan masyarakatnya. Ada namanya desa tangguh bencana ini tahap awal 182 desa, nanti secara terus menerus ditambah terus. Sehingga mudah-mudahan 5 tahun ke depan nanti bisa 3.000 desa,” tutupnya


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button